Keperawatan S-1

Senin, 06 Agustus 2012

Selamatkan Pasien Gawat Darurat dengan Teknik ABC

"Semua penyebab kematian berujung pada masalah ABC, karenanya bisa ditolong pula dengan tindakan ABC. Jika cepat dikerjakan dengan tepat, besar kemungkinan korban dapat terhindar dari kematian," ujar dr Yudi Cahyono.

Berikut ini adalah prinsip penanganan gawat darurat dengan ABC yang dituturkan oleh dr Yudi.
A untuk airway (jalur napas)

Sangat penting untuk melihat apakah pasien mengalami gangguan dengan jalur napasnya atau tidak (misalnya napas terengah-engah), jika ada gangguan maka harus segera dibebaskan.

Hal yang harus diperhatikan adalah tulang leher harus tetap lurus agar tidak mengganggu jalur napas. Jika pasien datang dengan luka parah di wajahnya maka harus segera ditangani karena biasanya gumpalan darah atau muntah bisa menghalangi jalur napas.


B untuk breath (pernapasan)

Periksa pernapasannya apakah mengalami gangguan atau tidak, jika pasien sulit bernapas segera berikan napas bantuan. Karena pernapasan yang terganggu akan membuat oksigen tidak bisa masuk ke dalam darah.


C untuk circulation (sirkulasi)

Jika seseorang mengalami luka pendarahan yang parah harus segera dihentikan agar tidak mengganggu sirkulasi darah di tubuh. Kalau darah banyak yang keluar akan membuat transportasi oksigen terhambat yang bisa membuat kerja jantung semakin berat atau capek.


Sel saraf otak membutuhkan sirkulasi darah yang baik untuk membawa oksigen. Jika sirkulasi darah terganggu atau berhenti selama 3-4 menit maka sel saraf otak akan mengalami kerusakan meskipun bisa diperbaiki.

Namun jika kekurangan oksigen (tidak dilakukan tindakan apapun) selama 6-9 menit bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau irreversible.

"Hal ini karena orang tidak bisa bertahan kalau tidak napas selama 3 menit dan prinsip ABC ini paling banyak dilakukan untuk pasien trauma," ujar dr Budi M Silitonga, SpBS dari Eka Hospital.

dr Yudi menuturkan jika ada pasien datang dengan perdarahan di otak dan satu lagi perdarahan parah di wajah, maka yang harus menjadi prioritas terlebih dahulu adalah pasien dengan luka parah di wajah karena biasanya mengalami gangguan pada jalur napasnya. Kecuali jika tenaga medisnya mencukupi untuk menangani semuanya sekaligus.

"Selain ABC, pasien gawat darurat juga diperiksa disability-nya apakah terlihat adanya tanda-tanda defisit yang menurun atau tidak lalu dilanjutkan dengan memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dan setiap lubang yang ada," ungkapnya.

Karenanya untuk pertolongan pertama jangan dilihat dari seberapa parah luka yang dialami, tapi lihatlah apakah ada gangguan pada jalur napas, pernapasan dan juga sirkulasinya. Jika ada gangguan pada salah satu bagian tersebut segeralah berikan pertolongan untuk menghindari kematian.

Semoga bermanfaat ....

Sumber :
detikhealth

10 Jenis Luka dan Perawatan Awalnya

Jenis-Jenis Luka Berdasarkan Penyebab.
Rumus awal sebelum memulai semuanya, yang kudu diinget luka itu bahasa jawanya “Vulnus” (kidding… yang bener bahasa latinnya), jadi kalo denger kata “vulnus” gesit deh itu pasti luka… nah biasanya disingkat “v”, jadi kalo dirumah sakit ada diagnosa diawali “V” itu berarti Vulnus = luka, bukan pembuluh darah vena. Nah sekarang, sjenis-jenisnya apa saja?

1. Vulnus laceratum (Laserasi)
Pernah bayangin gak kalo misalnya kita tertembak pistol laser??? Apa ya kira-kira yang akan terjadi?? Nah, bayangin aja kalo kita terkena laser pasti akan luka,.yang tentunya akan merobek bagian tubuh kita… nah jadi kalo ketemu kata Vulnus Laceratum, berarti bayangin aja luka akibat laser yang akan merobek bagian tubuh kita, jadi pasti lukanya adalah luka robek. Nah Vulnus Laceratum ini adalah luka robekan yang bias diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting pohon, terkena batu asalkan terjadi robekan itu adalah Vulnus Laceratum. Kuncinya adalah, robekan itu memiliki panjang, lebar dan dalam… jadi 3 dimensi. Biasanya Vulnus Laceratum disingkat “VL” so.. kalo ada pasien di gawat darurat tertulis VL berarti pasien tersebut mengalami luka robek.

2. Vulnus excoriasi (Luka lecet)
Nah yang ini lain lagi, luka ini adalah luka lecet, luka jenis ini biasanya sih disebabkan karena gesekan yang keras terhadap benda keras… nah yang sering sih pada pasien-pasien kecelakaan, kaki mencium aspal, muka mencium aspal jadilah Vulnus Excoriasi biasanya disingkat “VE” inget ya.. “VE”… . nah kalo VL dengan 3 dimensinya, maka untuk VE hanya 2 dimensi, Panjang dan Lebar.
3. Vulnus punctum (Luka tusuk)
Segala luka yang terkena tusukkan benda tajam disebut dengan Vulnus Punctum, bias karena pisau, tombak atau segala sesuatu yang mengakibatkan bentuk luka sempit dan dalam… nah pengukurannya menggunakan 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan dalam.

4. Vulnus contussum (luka kontusiopin)
Jenis luka ini adalah luka yang tidak terjadi perdarahan keluar atau tidak terjadi robekan kulit… jadi luka jenis ini adalah luka yang diakibatkan karena benturan keras, sehingga pembuluh darah dibawah kulit pecah, sehingga perdarahan hanya tertimbun saja tanpa mengalir… sehingga penampakannya bisanya berwarna merah kehitaman ataupun kebiruan.

5. Vulnus insivum (Luka sayat)
Jenis luka ini adalah luka kecil dan tipis.. biasanya luka ini adalah jenis luka yang disengaja dalam proses pengobatan

6. Vulnus schlopetorum
Ini adalah jenis luka akibat peluru atau tembakkan… jadi jenis luka ini adalah luka yang dalam.

7. Vulnus morsum (luka gigitan)
Luka jenis ini adalah luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, bias karena manusia, anjing, Babi, monyet dan lain-lainlah.. pokoknya digigit, bukan diemut….

8. Vulnus perforatum
Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.

9. Vulnus amputatum
Kalo denger kata amputatum tentunya gak asing dengan amputasi…. Jadi vulnus amputatum adalah luka dalam bentuk terpotongnya salah satu bagian tubuh kita sehinnga terpisah dari badan/tubuh….

10. Vulnus combustion (luka bakar)
Luka jenis ini adalah segala jenis luka bakar yang disebabkan oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula – carbonisasi/hangus).


Sumber: Blogg Ners Mawan di 12:58:00 Label: Keperawatan Medikal Bedah

Sabtu, 04 Agustus 2012

10 Kesalahan Perawat Dalam Memasang Infus


Selama ini memasang infus (IVFd – Intravenous Fluids), sudah menjadi keseharian tugas perawat. Terkadang memasang infus adalah hal yang gampang, kadang pula karena hal-hal sepele kita malah gagal memasangnya. Berikut sepuluh hal yang sering terlupa ataupun yang menjadi penyebab kita gagal dalam memasang infus
1. Salah Sudut
Hal penentu masuk dan tidaknya abocath kedalam pembuluh darah vena secara tepat tergantung dari perawat ketika dalam membuat sudut pemasangan ketika akan menusuk. Kemiringan jarum abocath tidak boleh terlalu besar, karena akan berimbas pecahnya pembuluh darah vena karena terjadi ruptur akibat tembusnya abocath pada bagian bawah vena. Sebaliknya sudut yang terlalu kecil mengakibatkan abocath hanya akan berjalan-jalan didalam kulit (dibawah permukaan kulit) tanpa mengenai pembuluh darah, dan tahukah anda, ini berasa sangat sakit sekali. Sebelum menusukkan abocath, perkirakan bahwa sudut yang kita buat adalah berkisar antara 40 hingga 60 derajat dari permukaan kulit pasien, tusukkanlah dan rasakan ketika ujung jarum menembus pembuluh darah, kurangi sedikit sudutnya sambil menarik sedikit jarum ketika darah sudah terlihat keluar dia penampung darah abocath, terus dorong selang abocath hingga habis, tarik jarum, tekan sedikit pada permukaan kulit tempat masuknya jarum agar darah tidak mengalir, masukkan selang ifus dan alirkan cairan.
2. Salah Ukuran Abocath
Pastikan selalu perhatikan ukuran pembuluh darah yang akan ditusuk dan perkirakan dengan ukuran abocath. Ingat, disini ilmu kirologi perawat sangat dibutuhkan. Ukuran jarum abocath berhitung terbalik, semakin kecil nomornya, semakin besar ukuran jarumnya, dan ukuran abocath untuk infus selalu genap. Untuk ukuran pasien Indonesia, pada orang dewasa lazimnya memakai abocath dengan ukuran 20 G, sedangkan pada anak-anak dimulai pada ukuran 24 G keatas. Yang perlu dicatat disini, ukuran jarum mempengaruhi jumlah cairan yang masuk, apabila pada kondisi pasien syok, maka jumlah cairan yang masuk pun harus dalam jumlah banyak dan cepat, makanya biasanya untuk pasien-pasien gawat dan memerlukan terapi cairan yang banyak dan cepat, biasanya menggunakan abocath berukuran 18 G, begitupun untuk calon pasien operasi biasanya menggunakan abocath dengan ukuran 18 G. Catatan penting disini, semakin besar ukuran jarum, maka panjang abocath juga semakin panjang, oleh karena itu perlu disesuaikan dengan pembuluh darah.
3. Salah Memilih Pembuluh Darah Vena
Kesalahan yang berikutnya adalah kesalahan dalam memilih pembuluh darah vena, yang harus diingat pemilihan pembuluh darah vena adalah dari ujung ke pangkal, dari punggung tangan semakin keatas. Pembuluh darah yang dicari pun harus dicari yang tidak bercabang dan tidak keriting, karena akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Vena yang kita pilih juga tidak boleh yang melewati persendian, karena akan mengakibatkan infus mudah macet.
4. Salah Cairan
Memasang infus adalah kerja kolaborasi perawat dengan profesi lain, namun sebagai perawat kita harus jeli, apakah cairan yang diorder benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta kondisi pasien atau tidak, karena perawat adalah seseorang yang mendampingi pasien selama 24 jam. Pelajari apa saja yang terkandung dalam cairan infus tersebut, misalnya pada pasien dengan oedem harus membatasi garam, maka cairan NaCl harus dipertimbangkan, pada pasien DM penggunaan cairan Dextrose harus benar-benar diperhatikan, cairan-cairan dengan osmolaritas tinggi perlu dibatasi kadarnya. Hal terpenting, jangan sampai salah cairan yang masuk ke pasien, karena itu sangat merugikan dan membahayakan pasien.
5. Salah Pasien
Yang ini nih, jangan sampe lupa ya... kenali pasien anda dengan dilihat, diraba dan diterawang.. hehehe.. emang duit. Yang bener harus dilihat, ditanya dan diyakinkan...
6. Lupa Mengalirkan cairan dalam selang infus
Keteledoran yang lumayan sering terjadi adalah abocath sudah tertusuk tapi cairan belum siap... ini nih yang sering bikin berabe, dan kesannya tidak profesional. Buatlah sebuah ritual khusus dalam memasang infus, misal menusuk botol, mengalirkan cairan dalam selang melihat ada udara atau tidak baru gantungkan diatas tiang infus, jadikan itu adalah ritual pertama sebelum memasang infus, jadi walaupun pikiran kita sedang ruwet otak bawah sadar kita pasti akan melakukannya ketika memasang infus.
7. Lupa memotong Plaster
Ini nih yang gak kalah bikin bete... sudah siap semuanya eh.. plaster belum ada, repot kan jadinya. Masih nyambung dengan poin sebelumnya, pastikan memotong plaster adalah ritual kedua setelah mempersiapkan cairan dan selang, hitung bener-bener jumlah plaster, panjang pendeknya sudah tepat belum (sesuai ilmu kirologi) atau kalau memakai metode satu plaster apakah plaster sudah dibelah atau belum.
8. Lupa Melakukan Desinfeksi
Terkadang hal yang sepele begini bisa kelupaan loh... dengan pedenya kita menusukkan abocath, eh baru teringat belum di desinfeksi, hal ini bisa karena kita terlalu grogi, terlalu-buru-buru tau lupa bawak alatnya. What ever alasan kita, pokoknya melakukan desinfeksi sebelum menusukkan abocath itu wajib hukumnya, kan kasihan pasiennya....
9. Lupa Memakai Handscoon
Berbagai alasan ketika kita tidak memakai Handscoon, kadang lupa kadang juga sengaja. Memang terkadang kita tidak merasa nyaman memasang infus dengan memakai Handscoon, apalagi kalo pas lagi memasang plaster... huh lengket sana sini. Tapi demi keamanan serta kenyamanan kita dan pasien ini juga kudu dilakuin...
10. Lupa Berkomunikasi dengan Pasien
Dateng-dateng langsung Jus..... tanpa ba-bi-bu lagi... ini masih sering terjadi di negara kutub selatan sana (di negara kita gak lagi) perawat tanpa ada basa-basi, langsung nyiapin alat langsung tusuk sudah selesai pergi deh... yang ditusuk siapa ya...?? salah satu kelebihan ilmu kita adalah berkomunikasi.. karena komunikasi perawat adalah komunikasi yang menyembuhkan.. ingat, selalu pastikan pasien itu benar atau tidaknya dengan berkomunikasi, meminta ijin dengan berkomunikasi, dan merilekskan pasien dengan berkomunikasi.

Sumber:Blogg Ners Mawan di 11:04:00 Label: Keperawatan Dasar

10 Kesalahan Perawat Dalam Injeksi IM

Sekarang pengen nulis tentang 10 kesalahan perawat dalam melakukan injeksi IM, injeksi IM itu yang paling gampang, tapi banyak juga yang masih meninggalkan hal-hal sepele namun itu penting. Injeksi IM (Intra Muscullar), intra = didalam, muscular = otot, jadi jelaskan…?? Injeksi ini memasukkan obat kedalam otot, bukan dibawahnya ataupun diatasnya. Kesalahan-kesalahan apa saja sih yang biasa terjadi ketika injeksi IM??

1. Salah Letak
Kalau definisinya IM adalah kedalam otot, berarti kita harus mencari daerah-daerah yang memiliki otot yang tebal. Nah, lazimnya atau biasanya terdapat 3 posisi yang bisa digunakan untuk injeksi IM. Yang paling sering adalah Ventrogluteal (di pantat), nah letak pastinya adalah area sepertiga sias bagian atas. Cara paling mundah menentukan posisi ini adalah dengan meletakkan jempol di tulang pinggul, jari kelingking di ujung tulang ekor, nah bagi tiga (kirologi pasti bermain disini), area sepertiga bagian ataslah yang menjadi sasaran jarum suntik.Area kedua adalah pada bagian lengan atas (deltoid) ada beberapa pendapat mengatakan letaknya 3 jari dari pundak, ada yang bilang 4 jari, kalo menurut saya sih sama prinsipnya, ambil sepertiga bagian atas itulah letaknya. Posisi yang ketiga adalah di vastus lateralis (paha) nah posisi ini lebih mudah, tinggal taruh 3 jari dari jalur setrikaan (pakai imajinasi) bagian luar… tapi pada paha relative lebih luas.

2. Salah Sudut
Secara teori sudut untuk melakukan injeksi ini adalah 90 derajat, tegak lurus dengan permukaan kulit. Lalu bagaimana jika kita menggunakan jarum yang tidak pada porsinya?? Boleh dimodifikasi dengan mengurangi sudutnya tapi ini benar-benar tidak dianjurkan

3. Lupa Aspirasi
Tidak melakukan aspirasi adalah kesalahan fatal dalam injeksi IM. Aspirasi adalah cara untuk mengetahui apakah posisi jarum kita tepat atau tidak. Dengan cara menghisap terlebih dahulu, jika tidak ada darah ataupun cairan lain yang masuk ke spuit kita setelah dihisap, maka dipastikan posisi kita sudah tepat. Jadi jangan sampai lupa melakukan aspirasi ketika injeksi IM.

4. Salah Spuit/Nal
Spuit dan Nal (jarum) yang dipakai untuk injeksi adalah jarum khusus, begitupun pada injeksi IM, tidak boleh kebesaran atau kekecilan, tidak boleh kepanjangan ataupun kependekkan, jarum untuk dewasa digunakan untuk usia dewasa, begitupun untuk anak. Ukuran Spuit dan Nal yang dipakai untuk dewasa adalah 21-23 G dan panjang 1 – 1,5 inch dan untuk anak-anak 25-27 G dengan panjang 1 inch, ukuran tersebut bisa dilihat di kemasan spuit.

5. Tidak memasukkan Nal secara Sempurna
Jika letak sudah sempurna, jarum tepat namun jika teknik yang dipakai salah maka injeksi IM ini juga tidak akan berhasil. Jika sudah menggunakan sudut 90 derajat, maka jarum harus masuk seminimal mungkin 2/3 bagian, biar lebih aman masukkan hingga pangkal jarum (nal), baru lakukan aspirasi lalu masukkan obat.

6. Salah Obat
Jangan lupa selalu perhatikan kemasan obat, walaupun itu adalah sebuah order, selalu perhatikan kemasan obat, karena disana akan ditemukan obat tersebut harus dimasukkan dengan cara apa. Jika obat tersebut dimasukkan dengan cara IM, maka akan tertera tanda “IM” jika IV maka akan tertera “IV” jika bisa keduanya maka “IV/IM”.

7. Salah Pasien
Kroschek nama dan diagnose pasien, lalu cocokkan dengan obat. Kesalahan yang tak dapat dimaafkan adalah memasukkan obat kepada pasien yang salah, jangan hanya mengingat kamar dan bed saja, tapi ingat kamar, bed, nama dan diagnose. Lalu klarifikasi dengan menanyakan langsung dengan keluarga maupun pasien.

8. Lupa Desinfeksi
Untuk menjaga agar tidak timbul infeksi setelah injeksi, maka sebagai perawat tidak boleh melupakan cuci tangan sebelum dan sesudah injeksi, memakai Hanscoon, dan lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diinjeksi menggunakan kapas alcohol.

9. Tidak mengeluarkan udara dari spuit
Bekerja dengan hati, jika terburu-buru maka kita akan kehilangan ketelitian. Kadang kerja dengan terburu-buru akan melupakan hal sepele, hal yang sering terlupa adalah mengeluarkan udara dari spuit setelah memasukkan obat kedalam spuit, harus dibiasakan dan harus dilakukan. Tak boleh ada udara sedikitpun dalam spuit kita sebelum memasukkan obat kedalam tubuh.

10. Lupa Komunikasi
Tak semua orang bisa menerima injeksi IM, bahkan lebih banyak orang yang takut dengan injeksi IM. Jurus ampuh perawat adalah komunikasi, komunikasi terapeutik diharapkan dapat membuat apsien rileks dan mengurangi sakit akibat injeksi. Dengan komunikasi kita juga akan terhindar dari kesalahan salah pasien, dan jangan lupa informed concent. So jangan lupa komunikasi ya….

Sumber:Blogg Ners Mawan di 10:26:00 Label: Keperawatan Dasar

Mengenal Penanganan Sederhana Keracunan

Dahulu kala, ketika masih “nongkrong” di IGD RSUD M. Yunus, kasus keracunan adalah kasus menarik namun bikin dongkol. Karena biasanya "meracun" diri yang menjadi trend lebih sering terjadi, dari sekedar iseng sampe kebablasan, dari satu tetes sampe satu botol,dari uji kualitas obat ( menguji kualitas racun serangga dan rumput dalam tubuh sendiri) sampe’ mencari perhatian atau pernah 3 rumah keracunan Ikan buntal sampai ada yang tewas. IGD juga pernah Dihebohkan (hiperbola) dengan rombongan pemakan "Ikan Merah" (masih sepupu gerombolan kaos merah dari Thailand) yang pusing-pusing hingga muntah dan lemas + (plus) satu orang yang menguji ketahanan tubuh dengan racun serangga. Menurut info ikan tersebut kaya akan protein, sayangnya jika ikan tersebut memakan terumbu karang beracun, racunnya menular kedalam tubuh kita

kita bisa mencurigai seseorang dicurigai menderita keracunan bila :
  1. Seorang yang sehat mendadak sakit.
  2. Gejalanya tak sesuai dengan suatu penyakit tertentu
  3. Gejalanya menjadi cepat jika ditambah obat dalam dosis yang lebih besar
  4. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu yang lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia.

Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.


Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :
  1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan
  2. Gas, misalnya CO, NH3
  3. Cair, misalnya alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia.
Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :
  • Tertelan melalui mulut, contohna keracunan makanan, minuman.
  • Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO
  • Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia

Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat
  • Keracunan Alkohol
Gejala keracunan alkohol :
  1. Kekacauan mental
  2. Pupil mata dilatasi (melebar)
  3. Sering muntah-muntah
  4. Bau alkohol
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal :
  1. Upayakan muntah bila pasien sadar
  2. Pertahankan agar pernapasan baik
  3. Bila sadar, beri minum kopi hitam
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:
  1. Beri cairan Intravena
  2. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan
  3. Beri bantuan Oksigen
  4. Kolaborasi dalam pemberian obat
  5. Pantau secara kontinyu kesadaran penderita.
  • Keracunan asetosal (aspirin)
Gejala keracunan asetosal (aspirin) :
  1. Nafas dan nadi cepat
  2. Gelisah
  3. Nyeri perut
  4. Muntah (sering bercampur darah)
  5. Sakit kepala

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :
  1. Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien
  2. Bila sadar beri minum air atau susu
  3. Bawa ke sarana kesehatan
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:
  1. Beri cairan Intravena
  2. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan
  3. Beri bantuan Oksigen
  4. Kolaborasi dalam pemberian obat
  5. Pantau secara kontinyu kesadaran penderita

  • Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya
Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya :
  1. Refleks berkurang
  2. Depresi pernapasan
  3. Pupil kecil à akhirnya dilatasi (melebar)
  4. Shock à bisa koma

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama :
  1. Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah
  2. Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan
  3. Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:
  1. Beri cairan Intravena
  2. Lakukan Bilas Lambung
  3. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan
  4. Beri bantuan Oksigen
  5. Kolaborasi dalam pemberian obat
  6. Pantau secara kontinyu kesadaran penderita

  • Keracunan arsen/racun tikus :
Gejala keracunan arsen/racun tikus :
  1. Perut dan tenggorokan terasa terbakar
  2. Muntah, mulut kering
  3. Buang air besar seperti air cucian beras.
  4. Nafas dan kotoran berbau bawang
  5. Kejang atau syok

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :
  1. Usahakan agar dimuntahkan
  2. Beri minum hangat /susu atau larutan norit
  3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

Penatalaksanaan di sarana kesehatan:
  1. Beri cairan Intravena
  2. Lakukan Bilas Lambung
  3. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan
  4. Beri bantuan Oksigen
  5. Kolaborasi dalam pemberian obat
  6. Pantau secara kontinyu kesadaran penderita

  • Keracunan bensin/minyak tanah
Gejala keracunan bensin/minyak tanah :
  1. Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafas
  2. Ditelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan)

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :
  1. Jangan lakukan muntah buatan
  2. Beri minum air hangat
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:
  1. Beri cairan Intravena
  2. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan
  3. Beri bantuan Oksigen
  4. Kolaborasi dalam pemberian obat
  5. Pantau secara kontinyu kesadaran penderita
  • Keracunan makanan laut
Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan keracunan ;
Gejala :
  1. Masa laten 1/3 – 4 jam
  2. Rasa panas disekitar mulut
  3. Rasa baal pada ekstremitas
  4. Lemah
  5. Mual, muntah
  6. Nyeri perut dan diare

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:
a. Netralisir dengan cairan
b. Upayakan muntah

  • Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.

Gejala :
  1. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol
  2. Sakit pinggang yang diserta sakit perut
  3. Nyeri waktu buang air kecil
  4. Buang air kecil disertai darah.

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:
  1. minum air putih yang banyak
  2. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:
1. Beri cairan Intravena
2. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan
4. Kolaborasi dalam pemberian obat (Meylon)

  • Keracunan jamur
Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sampai 2 jam.

Gejala :
  1. Sakit perut
  2. Muntah
  3. Diare
  4. Berkeringat banyak

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:
  1. Netralisasi dengan cairan
  2. Upayakan pasien muntah

  • Keracunan Makanan
Penyebab adalah staphylococcus atau bakteri lainnya. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam.

Gejala :
  1. Mual, muntah
  2. Diare
  3. Nyeri perut
  4. Nyeri kepala, demam
  5. Dehidrasi
  6. Dapat menyerupai disentri

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :
  1. Muntah buatan
  2. Beri minuman yang banyak
  3. Pemberian antibiotik jika diperlukan


Penanganan keracunan, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Mencegah /menghentikan penyerapan racun
A. Bila Racun ditelan, prinsipnya cuma dua:
Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak. Pertolongan pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan karbon aktif atau arang aktif ke korban. Di pasaran, ada arang aktif yang dijual. Salah satu yang terkenal norit.

Tablet berwarna hitam ini punya sifat arang aktif yang mampu menyerap apapun yang ada di sekitarnya, termasuk racun. Semakin banyak yang dimakan, semakin banyak racun yang diserap. Hanya saja, norit cuma menyerap racun yang masih di saluran pencernaan dan belum ikut beredar dalam darah.


Meskipun norit mampu menyerap banyak racun, norit nyatanya juga menyerap zat gizi dan vitamin yang terdapat pada makanan. Oleh karena itu, saat menenggak norit, korban juga harus terus diberikan minum air putih untuk menggantikan zat yang ikut terserap norit.

Bila norit tak tersedia, kita bisa menggantikannya dengan susu. Susu memiliki kelebihan mengikat racun yang ada dalam tubuh agar tak beredar dalam tubuh. Susu juga bisa merangsang muntah sehingga makanan beracun bisa ikut keluar.

Namun, tak semua korban keracunan bisa diberikan susu atau norit. Korban keracunan karena zat korosif seperti bensin dan minyak tanah pantang mengonsumsi susu dan norit. Pemberian susu dan norit malah bisa memperparah. Pengenceran dengan susu tidak boleh dilakukan pada penderita yang menelan kamper.
Upayakan pasien muntah, efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Muntah tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosene, serta pada penderita tidak sadar.

Tindakan di atas tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke Rumah Sakit, penanganan dirumah sakit, biasanya dikerjakan dengan cara membilas lambung, yaitu memasukan Selang Kedalam lambung (NGT) lalu mengalirkan NaCl 0,9% 1-2L, tapi itupun tidak berlaku pada pasien keracunan zat korosif.

B. Bila racun melalui kulit/mata
a. Pakaian yang terkontaminasi dilepas
b. Cuci/bilas bagian yang terkena dengan air
c. Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkena.

Sumber: Blogg Ners Mawan di 06:42:00 Label: Keperawatan Gawat Darurat